PERAN ASOSIASI KONSULTAN KEUANGAN MITRA BANK DALAM PEMBERDAYAAN UKM DI INDONESIA
Oleh : Dr.Fifi Swandari,SE.MSi dan Drs.Ulung Koeshendratmoko
(Disampaikan pada SEMINAR NASIONAL Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Skala mikro,kecil,menengah dan koperasi pada era Perdagangan Bebas Dalam rangka Diesnatalis Universitas Slamet Riyadi Surakarta)
A.Pendahuluan
Amerika Serikat merupakan sebuah Negara yang memiliki banyak sekali entrepreuneur berkelas dunia, seperti Bill Gates dan SamWalton.Saat ini Bill Gates dengan dengan Microsofnya menjadi pemimpin pasar untuk software,memiliki pegawai lebih dari 71 .000 orang dan beroperasi di 103 negara.Sam Walton dengan Wal Mart nya memiliki lebih dari 6500 toko (hypermarket) dan beroperasi di 15 negara.Sebelum menjadi perusahaan besar, mereka memulai usahanya dari perusahaan kecil.Bill Gates dengan temannya memulai bisnis dari sebuah garasi di rumahnya, dan Wal-Mart dimulai dari sebuah toko kecil.Kegigihan ,jiwa pantang menyerah, kecerdikan dan dukungan modal dari pihak terkait membuat usaha kecil berkembang menjadi usaha menengah dan besar.
Di Amerika Serikat usaha kecil juga menghadapi banyak kendala, diantaranya biaya asuransi kesehatan karyawan,pajak jaminan social bagi pekerja , beban pajak (pemerintah federal dan Negara bagian), upah pekerja,peraturan-peraturan pemerintah federal dan mahalnya biaya proses pengadilan saat usaha kecil bersengketa (Usman,1998).Namun demikian usaha kecil tetap berkembang baik di AS.Ada dua hal yang menjadi penyebabnya .Pertama,usaha kecil memiliki akses yang sangat besar terhadap modal, khususunya untuk memulai sebuah usaha baru melalui modal ventura.Kedua berwirausaha sangat mengakar dalam budaya bangsa Amerika.
Kasus di Indonesia , masalah-masalah yang dihadapi usaha kecil cukup banyak diantaranya : manajemen,permodalan,teknologi,bahan baku,pemesaran,infrastruktur ,birokrasi dan pengutan .Aspek permodalan merupakan persoalan yang penting untuk kebutuhan modal kerja,investasi dan kebutuhan lain.
Keterbatasan UKM terhadap akses permodalan ini kemudian dicoba dengan membentuk Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB).KKMB diharapkan menjadi agency antara pengusaha mikro,kecil dan menengah dengan sumber permodalan (mis Bank).Angota-anggota KKMB yang telah dilatih oleh Bank Indonesia dan bekerja sama dengan Dinas terkait (mis Dinas Perikanan dan Kelautan) kemudian membentuk Asosiasi KKMB dengan harapan mampu memainkan peran strategis agar KKMB mampu memberdayakan usaha mikro,kecil dan menengah .
B.Kosultan Keuangan Mitra Bank (KKMB)
Sebagian besar UMKM memiliki keterbatasan akses modal.Kalaupun ada, tingkat bunga yang dibebankan sangat tinggi.Di Wilayah Kotagede ada pinjaman yang dikenal dengan “NGROLASI”.Artinya dua belas,setiap pinjaman Rp 100.000,- kembali Rp 112.000,- setiap bulannya.Pinjaman tersebut sangat dikenal oleh para pedagang di pasar tradisional.Tidak ada usaha yang bisa survive dengan tingkat bunga sebesar itu .Akses UMKM terhadap sumber dana murah (bank) sangat terbatas.
Keterbatasan akses UMKM terhadap sumber dana/bank pada dasarnya berasal dari ketidakpercayaan bank terhadap kinerja usaha UMKM.Bank lebih melihat pada ketersediaan jaminan saat memberi kredit pada UMKM.Terlebih banyak sekali UMKM yang belum mengerti betul bagaimana membuat laporan keuangan yang baik.Jangankan menyusun neraca keuangan dan laporan laba-rugi, lebih parah lagi banyak pengusaha UMKMyang tidak tahu berapa harga jual barang nya supaya untung.
Hal tersebut merupakan kenyataan yang ada saat ini.Hal inilah yang menjadi factor utama mengapa terjadi kesenjangan sector UMKM dengan Perbankan nasional dalam hubungannya sebagai Debitur dan Kreditur.Oleh karean dirasa perlu ada agen/mediasi antara kedua pihak yang disebut KKMB.
Program KKMB itu diawali dengan adanya kesepakatan bersama Komite Pemberantasan Kemiskinan (KPK)dengan Gubernur Bank Indonesia pada tgl 22 April 2002 yang ditindaklanjuti dengan pembentukan Satgas Pemberdayaan KKMB pada tgl 22 Pebruari 2003. KKMB berfungsi sebagai jembatan antara UMKM dengan Bank,KKMB bertujuan untuk membina UMKM agar dapat mengakses ke Bank.KKMB bertanggung jawab mulai dari identifikasi potensi, pendampingan, pencairan, penyaluran sampai pengembalian kredit.
Keberadaan KKMB diharapkan juga dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan bank untuk mencari nasabah baru, harapannya biayanya lebih rendah daripada membuka cabang baru.
KKMB dapat berasal dari pendamping sektoral (seperti PLKB, FASKEL- P2KP,FD- PPK,PENDAMPING PEMP)dan Swasta (INKINDO,SWISS CONTACT,IWAPI,LSM,PERGURUAN TINGGI dll )
C.Meningkatkan Peran Asosiasi Konsultan Keuangan Mitra Bank
Peranan Konsultan Keuangan Mitra Bnak (KKMB) dalam menjebatani kalangan perbankan dan UMKM masih minim,sebagai contoh di wilayah Jawa Tengah dari 154 KKMB yang dilatih baru 20 KKMB yang bisa menghubungkan UMKM dengan Perbankan.
Beberpa hal yang masih menjadi kendala kurang optimalnya pelaksanaan peran KKMB. Pertama, program KKMB belum tersosialisasikan dengan baik..Karena itu pelaksanaannya sering terkendala di lapangan, sebab pimpinan perbankan ditingkat cabang kebanyakan belum tahu KKMB.Program KKMB sebenarnya telah dimulai dan dilaksanakan di lapangan namun banyak perbankan hingga level cabang yang belum memahami keberadaan KKMB.Pada akhirnya hal ini menjadi kendala bagi KKMBdalam mendampingi UMKM untuk memperoleh kredit.
Masalah kedua,terkait dengan personil KKMB tidak semua KKMB memiliki personil yang memenuhi syarat bagi program pendampingan .Personil KKMB haruslah orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan UMKM, bukan para oportunis yang hanya mengejar fee.Mereka juga harus bekerja keras , karena memberi pemahaman yang baru pada UMKM bukan hal yang mudah.
Masalah ketiga,terkait dengan biaya yaitu siapa yang menanggung biaya operasioanl pendampingan.Jika Business Development Service yang dikembangkan sebelumnya,pemerintah sebagai penanggung jawabmaka untuk KKMB perlu diteliti sebera besar kemampuan UMKM dalam menanggung biaya .Biaya dapat dikenakanpada UMKM sepanjang tidak terlalu memberatkan.
Masalah keempat ,terkait dengan laporan BPS 2007 ,menurut laporan tersebut berdasarkan sksla usaha ,sebagian besar perusahaan /usaha merupakan Usaha Mikro dan Usaha Kecil dengan prosentase Usaha Mikro 83,43% sedangkan Usaha Kecil 15,84%.Adapun jumlah Perusahaan /usaha menengah dan besar jumlahnya kurang dari 1%.KKMB jangan hanya mengejar target jumlah kredit yang berhasil diperoleh dari perbankan namun juga berapa besar prosentase usaha mikro yang dapat dibantu dan berkembang.
Peran Asosiasi :
1. Sosialisasi : Program KKMB perlu disosialisasikan dengan baik pada para pihak yang berkepentingan misalkan para pimpinan bank di daerah dan para pelaku UMKM.Harapannya diperoleh dukungan yang maksimal dari para bankir , adapun bagi UMKM informasi keberadaan KKMB dapat direspon untuk secara intensif mencari tahu apa yang dapat dimanfaatkan dari keberadaan KKMB. Sosialisasi yang sebaiknya dilakukan secara kontinyu dari waktu ke waktu, dan pada media yang dekat dengan para pelaku UMKM.Jika dipandang program ini memang menjadi titik focus program pengentasan kemiskinan di masa yang akan datnag maka sosialisasi besar-besaran melalui media televise dapat dilakukan .Asosiasi juga dapat menyewa space di harian daerah termuka.Lebih bagus lagi jika memungkinkan interaksi dengan pelaku UMKM.Harian cakupan audiencenya lebih luas (di banyak wilayah sudah ada Koran dinding) berbeda dengan internet yang masih asing bagi UMKM.Selain itu informasi dapat disebarkan pada organisasi-organisasi yang diikuti para pelaku UMKM seperti IWAPI.
2. Personil KKMB : Pendampingan UMKM merupakan tugas yang tidak ringan mengingat masih banyaknya kendala yang dihadapi .Berbeda jenis usaha berbeda pula masalah terlebih bagi kebanyakan UMKM beleum memilki mental wirausaha yang handal.Oleh karenanya dibutuhkan personil KKMB yang tangguh.Mereka harus memahami teknik pembuatan laporan keuangn dengan baik>mengutamkan kejujuran dalam memberikan informasi usaha pada bank.Disiplin, ulet dan pantang menyerah dalam melaksanakan tugasnya.Diharapkan proses rekrutmen dapat menghasilkan personil dengan kualitas tersebut.
3. Fee Pendampingan : Pada program pemerintah sebelumnya yaitu BDS ,fee pendampingan sebesar Rp 50.000.000,- untuk jangka waktu 3 tahun diperoleh dari pemerintah.Pada KKMB diharapkan untuk jangka panjang mampu membiayai diri sendiri dengan cara yang professional .Fee diharapkan dapat diperoleh dari UMKM.Asosiasi perlu menjelaskan pentingnya fee bagi keberlangsungan usaha pendampingan pada UMKM.Hasil dari proses pendampingan KKMB terlihat secara langsung yaitu berapa dana yang berhasil dikucurkan oleh bank, oleh karenanya sepanjang prosentasenya kecil UMKM pasti tidak keberatan .
4. Perhatikan Usaha Mikro : Melihat besarnya prosentase usaha mikro maka sebainya Asosiasi memadatkan kepada KKMB agar memperhatikan kepentingan mereka tidak hanya mengejar jumlah kredit yang dikucurkan pihak bank.Skema pemberian kredit dan pola pendampingan bagi usaha mikro perlu terus dipelajari dan dikembangkan.
Selain peran tersebut yang tidak kalah pentingnya, asosiasi harus membuat KKMK mampu menekankan pada UMKM bahwa mereka harus memanfaatkan kredit untuk pengembangan usaha bukan untuk hal-hal konsumtif.Artinya pemanfaatan diupayakan sebisa mungkin mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Adapun cara yang ditempuh Asosiasi KKMB :
1. .Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggotanya melalui kegiatan pelatihan,seminar,lokakarya dan sebagainya.
2. Menjadi pusat informasi,komunikasi,koordinasi,advokasi dan konsultasi anggota KKMB.
3. Pusat penelitian dan pengembangan UMKM.
D.Contoh Upaya KKMB
Contoh Upaya KKMB di Yogyakarta :
Sejak dideklarasikan tanggal 1 Agustus 2005,perjalanan Asosiasi KKMB untuk mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang berkepentingan tidaklah mudah .Beberpa perbankan bahkan tidak mengenal apa itu KKMB.KKMB dianggap hanya sebagai calo kredit.Padahal KKMB mempunyai tugas yang sangat penting yaitu mendampingi UMKM agar semula yang nonbankable menmjadi bankable.Tugas ini tidaklah mudah,karena sebagian besar UMKM di DIY tidak memiliki administrasi pembukuan yang tertib.Sehingga dapat dikatakan pada walnya KKMB disirik.Namun saat ini,dengan perjuangan yang tidak kenal lelah,KKMB telah mulai dilirik.Sampai akhir Januari 2007 ini saja,KKMB mendampingi beberapa UMKM untuk memperoleh tambahan modal kerja dan investasi dari perbankan senilai 7,5 miliar rupiah.Melampaui nilai selama tahun 2006 sebesar 6,5 miliar rupiah .Beberap perbankan bahkan telah memanfaatkan jasa KKMB untuk mencarikan UMKM yang baik, dalam artian bankable.Inilah saatnya KKMB tidak lagi disirik, namun dilirik karena peran nyatanya dalam membantu intermediasi UMKM dengan pihak perbankan.
Sumber :www.umkm-yogya
E.Kesimpulan
Modal merupakan kebutuhan penting bagi UMKM, namun banyak diantara mereka tidak dapat memperolehnya dari bank.Hal tersebut dikarenakan oleh ketiadaan jaminan dan ketidak mampuan UMKM membuat laporan keuangan.KKMB dibentuk dengan maksud menjadi jembatan antara UMKM dengan bank.Mereka bertanggung jawab mulai dari identifikasi potensi , pendampingan , pencairan- penyaluran sampai dengan pengembalian kredit.
Agar tugas tersebut dapat dilakukan dengan baik maka dituntut peran maksimal Asosiasi KKMB .
Peran Asosiasi diantarannya :
1. Sosialisasikan KKMB pada pihak terkait.
2. Rekrutmen personil KKMB yang tepat.
3. Menjelaskan pada UMKM tentang fee pendampingan .
4. Memadatkan KKMB untuk memneri perhatian pada usaha mikro karena jumlah mereka yang terbesar.
DAFTAR ACUAN
Arianto, yusuf CK,2007, Jurus Jitu Mendapatkan Modal Usaha, Dian Pertiwi Publishing,Yogyakarta.
Ikhwan, Andi, 1998,Konferensi Nasional Usaha Kecil II, CESS &The Asia Foundation Jakarta.
Musa, 1998, Konferensi Nasional Usaha Kecil II, CESS & The Asia Foundation Jakarta.
Mursahid, 2005, Peranan Dan Tantangan Lembaga Pendampingan dalam Pengembangan UKM, Harian Kedaulatan Rakyat.
Minggu, 02 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Setuju,UMKM perlu di dampingi oleh konsultan dengan adanya konsultan maka usaha mikro terutama akan lebih maju,lebih-lebih menjadi besar.mungkinkah apabila di beri pelatihan - pelatihan dasar.
Bagaimana menurut bapak ?
Posting Komentar